Bandara Komodo Menggeliat Lagi Usai Dihantam Covid-19
Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai ramai lagi dan dipenuhi penumpang pesawat terbang. Sejak November 2021, jumlah penumpang per hari hampir mendekati jumlah penumpang tahun 2019 sebelum pandemi covid-19, antara 900-1.000 orang per hari.
Memang pandemi covid-19 menyebabkan pergerakan penumpang ke bandara di Kabupaten Manggarai Barat itu turun drastis. Selama tahun 2020 hanya 332.707 pergerakan penumpang; datang 168.606 orang, berangkat 163.993 orang, dan transit 108 orang. Sementara tahun 2019 ada 711.965 pergerakan penumpang; datang 347.510 orang, berangkat 346.505 orang, dan transit 17.950 orang.
Jumlah pergerakan pesawat udara pun turun hampir setengahnya. Dari 10.872 pesawat tahun 2019 menjadi 5.798 pesawat tahun 2020.

“Pergerakan penumpang dan pesawat dari tahun 2015 sampai 2019 mengalami peningkatan. Namun sangat terasa sekali pada 2020; ada penurunan yang sangat drastis karena pandemi,” kata Hariyanto, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo dalam diskusi dengan wartawan di Bandara Komodo, Kamis (25/11/2021).
Jumlah pergerakan penumpang berturut-turut adalah 264.440 orang (2015), 397.440 orang (2016), 481.634 orang (2017), 619.847 orang (2018), dan puncaknya tahun 2019. Demikian pergerakan pesawat, dari 6.097 pesawat (2015), menjadi 7.276 pesawat (2016), 7.798 pesawat (2017), dan 10.102 pesawat (2018).
“Tahun 2021 ini, jumlah penumpang yang datang dan berangkat di Bandara Komodo telah mencapai 272.052 orang selama Januari-Oktober,” ungkap Hariyanto. Berdasarkan data Januari-Oktober 2021, jumlah pergerakan pesawat udara 4.565 pesawat, sedangkan jumlah penumpang yang datang 132.554 orang dan berangkat 139.498 orang.
Mulai September, kata Hariyanto, terlihat ada kenaikan jumlah penumpang, rata-rata sekitar 400 orang per hari. Padahal sebelumnya, jumlahnya jauh lebih sedikit; pada Juli rata-rata 180 orang dan Agustus rata-rata 160 orang per hari. Bulan Oktober naik lagi menjadi rata-rata lebih dari 700 orang per hari. “Beberapa bulan ini memang terjadi pertumbuhan jumlah penumpang yang datang ke Labuan Bajo,” ucapnya.
Hariyanto pun berharap, kebijakan pemerintah tidak berubah-ubah. “Kalau penumpang pesawat cukup disyaratkan melakukan rapid test antigen, kami optimis jumlah penumpang bisa mencapai target untuk tahun ini,” ujarnya.
Foto: Indoaviation
Related Post
More Stories
ASDP Prediksi Raih Laba Rp541Miliar Tahun 2022
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimis dapat mempertahankan kinerja keuangan positif perusahaan hingga akhir tahun 2022. Setelah berhasil mengantongi laba...
KNKT: Pelayaran Kapal Ikan Harus Segera Dibenahi, Cegah Kebakaran Kapal di Pelabuhan Perikanan
Ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia pada kurun waktu 2018-2021. Demikian yang tercatat di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)....
Garuda Mulai Mengembalikan Pesawat Bombardier CRJ-1000
Secara bertahap, Garuda Indonesia mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, yang pernah dioperasikannya sejak tahun 2013. Hal ini merupakan bagian dari...
NC212i PTDI Terbang Ferry, Dipesan Thailand untuk Jadi Pesawat Rainmaking
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu NC212i, yang dipesan Thailand untuk dioperasikan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA)....
AirNav Optimalkan Potensi Anak Muda Milenial sebagai Unggulan Pemberdayaan SDM
AirNav Indonesia memiliki mayoritas sumber daya manusia (SDM) berusia milenial. Agar potensi anak muda yang luar biasa ini lebih terekspos...
Usung New Smart Metropolis IKN, Menkominfo Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menjajaki penerapan teknologi Qualcomm, baik untuk smart new capital city di ibu...