Bandara Kertajati Masih Bertahan dengan 1 Penerbangan Sepekan

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka saat ini hanya melayani satu penerbangan saja setiap pekannya. Maskapai yang masih setia bertahan membuka layanan penerbangan di bandara itu adalah Citilink Indonesia dengan rute menuju Surabaya.

Dua tahun silam, pada fase awal pascaresminya melayani penerbangan komersil pada 24 Mei 2018, bandara ini ditargetkan mampu melayani setidaknya 16 penerbangan.

Hal tersebut tercantum dalam Annual Report program pengembangan bisnis yang disusun tahun 2017 oleh PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB).

Rute penerbangan domestik dan internasional yang saat itu akan dikembangkan mulai dari Surabaya, Denpasar, Medan, Batam, Yogyakarta, Palembang, Pekanbaru, Makassar, Pontianak, Lombok, Surabaya, Padang, Jeddah, Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok.

Pada akhir April lalu Direktur Keuangan dan Umum BIJB Muhammad Singgih mengungkapkan rekam jejak layanan penerbangan di bandara ini. Awalnya, dari bulan Juni hingga Oktober 2018 baru ada satu penerbangan. Memasuki Desember 2018 penerbangan di bandara ini meningkat menjadi tujuh rute.

Di akun instagram BIJB, per 23 Januari 2019, mencantumkan jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Kertajati terdapat beberapa rute, di antaranya Surabaya, Medan, Balikpapan, Jakarta, Yogyakarta, Palembang, Semarang, dan Bandar Lampung.

Lima maskapai nasional pun sempat bertengger di bandara ini, yakni Lion Air, Wings Air, Nam Air, Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia. satu persatu maskapai hengkang dari Bandara Kertajati, hingga akhirnya hanya Citilink saja yang tersisa.

“Kemudian per Januari kita sudah 11 rute. Kemudian begitu Februari turun langsung tinggal 4 rute. Terus begitu sekarang April itu terus turun tinggal 1 rute yang jalan,” ungkap Singgih, Ahad (28/4/2019).

Sementara itu, Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengungkapkan, dengan rendahnya lalu lintas penerbangan di Bandara Kertajati saat ini, AirNav tentu menyesuaikan pengerahan SDM serta penggunaan fasilitas dan peralatan perusahaan yang ada di bandara itu.

“Dengan traffic low di kertajati, kita tentu saja menyesuaikan. Dengan hanya 1 penerbangan per pekan, ya kita menyesuaikan. Petugas kita yang ada di sana mungkin hanya 1 shift, listrik juga kita batasi pada saat operasional penerbangan saja. Kita sangat efisien dalam hal ini,” terang Novie kepada IndoAviation di Jakarta, Selasa (14/5/2019) petang.