Asah Ide dari Lion Air

Assalamualaikum semua …

Mati ide! Jika kejenuhan muncul dan merasuk dalam diri, ide-ide hilang begitu saja. Bagaimana mengatasinya?

Keluar dari rutinitas dan kerjakan apa yang beda dari yang rutin kita kerjakan. Begitulah inti jawaban Ciputra sewaktu saya meminta idenya dalam suatu pertemuan di Jakarta beberapa tahun lalu. Saya masih mengingatnya sampai sekarang, walaupun tak mudah juga untuk menjalankannya.

Ingat Ciputra, ingat pula sama almarhum Bob Sadino. Suatu waktu pada 4 Oktober 2013, saya bertemu di kafe Kem Chick, toko khas miliknya di Kemang, Jakarta. Ide untuk bertemu di Kem Chick datang dari Chappy Hakim, mantan KSAU yang menjadi pengamat dirgantara. Begitu yang dikatakan Rusdi Kirana, pendiri Lion Air Group.

Ya, saat itu saya bertemu dengan tokoh-tokoh penerbangan, termasuk Tengku Burhanuddin, Sekjen INACA serta dua orang pengamat penerbangan: Dudi Sudibyo dan Agus Pambagio.

Pertemuannya santai saja. Tak ada pembicaraan yang serius, tapi seru. Apalagi dengan bergabungnya Bob yang waktu itu sedang bersantai bersama putrinya.

Bob mengakui, tidak pernah terbang dengan Lion Air. “Bukan tak tahu…Lion, Lion, Lion, di mana-mana ada, tapi tak kelihatan sama Bob Sadino,” katanya sambil tertawa.

Jadi, ketika dengan bercanda “atau serius?” Rusdi menawarkanya untuk jadi bintang iklan Lion Air, Bob sertamerta menyetujuinya. “Pak Bob cocok jadi bintang iklan Lion Air. Sederhana tapi high profile… Itulah Lion Air!” ujar Rusdi.

“Oke, saya bantu Lion Air untuk jadi bintang iklannya. You make me fly by Lion Air!” seru Bob.

Wow, ide menarik! Sayangnya, iklan itu tak pernah terwujud dan Bob Sadino berpulang ke rahmatullah pada Januari 2015.

Ide muncul dari suatu kreativitas dan pengalaman. Ide juga terbetik ketika kita berkomunikasi dengan para tokoh ataupun teman-teman. Intinya, inilah salah satu manfaat dari silaturahim, yang sangat dianjurkan dalam Islam.