Apa Kabar Pondok Cabe?
Assalamualaikum semua …
Ada undangan kumpul bareng tahunan dari Indonesia Flying Club (IFC) di hanggarnya di kawasan Lapangan Terbang (lapter) Pondok Cabe, besok (20/1/2019). Sudah lama tidak mengungkap Pondok Cabe, yang dulu merupakan markas kegiatan pesawat swayasa, di samping olah raga dirgantara (ordirga) lainnya.
Sempat ke hanggar IFC pertengahan tahun 2018. Suasananya sudah sangat beda dengan tahun 1990-an. Aktivitas terbang layang, aeromodelling, juga terbang dengan pesawat hasil rakitan sendiri (swayasa) masih ada, tapi tak seramai dulu dan hanggarnya pun rusak. Makanya IFC berupaya untuk meramaikannya lagi dengan membangun hanggar baru. Namun sampai kapan?
Kegiatan di Lapter Pondok Cabe sudah bukan diramaikan oleh ordirga. Di sana memang ada markas Polisi Udara, juga hanggar Penerbangan Angkatan Laut (Penerbal) dan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad).
Belum lagi pusat operasi Pelita Air Service dan fasilitas MRO (maintenance repair overhaul) Indopelita Aircraft Services (IAS). IAS yang beberapa hari lalu menjalin kerja sama dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) bakal meramaikan lapter di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan ini.
Tahun 2015-2016, Garuda menggadang-gadang akan menghidupkan Lapter Pondok Cabe dengan pesawat ATR 72-600-nya. Sebelumnya, AirAsia Indonesia juga mewacanakan ingin mengelolanya dan dijadikan bandara komersial sebagai feeder di Jakarta.
Namun wacana itu rupanya baru sekadar kata-kata karena Ditjen Perhubungan Udara pun menyebutkan kalau lapter tersebut waktu itu belum terregistrasi. Sempat ditinjau, dikaji, dan dievaluasi pihak-pihak berwewenang, tapi sampai saat ini barangkali statusnya masih sebagai bandara untuk keperluan perawatan pesawat dan militer.
Kembali ke ordirga, sejak tajun 2000-an kegiatan menerbangkan pesawat swayasa memang kian berkurang. Pelaku-pelakunya yang berdedikasi tinggi sudah banyak yang meninggal dunia. Sebut saja kakak-adik Hertriono dan Herrudi, juga Frank Reuneker. Sebut pula perakit andal, Hardoyo dan Djubair OD. Siapa tak kenal mereka di Pondok Cabe?
Sekarang ini era teknologi yang kian canggih. Namun merakit pesawat tetap membutuhkan keahlian dan ketekunan. Masih ada yang merakit pesawat itu, salah satunya Basuki, yang aktif di Lapter Cibubur dengan klubnya Aero Asia Flying Club (AAFC).
Apa itu pesawat swayasa dan bagaimana Pondok Cabe menyimpan kenangan itu? Nanti kita bahas ya, setelah besok datang ke Pondok Cabe.
Related Post
More Stories
Formula E: Mercedes-EQ Masih Pimpin Posisi Team Championship Standings
Tim Formula E Mercedes-EQ mendapatkan poin penting dalam ronde kesembilan balapan perdana ABB FIA Formula E World Championship di Indonesia....
Eh, Ini Lo Kota-kota yang Diterbangi Super Air Jet
Sudah dengarkan kalau di Indonesia ada airline yang namanya SUPER AIR JET? Beroperasi sejak pertengahan tahun lalu, Super Air Jet...
Top Gun: Maverick. Obat Kangen Pencinta Tomcat
Tomcat mungkin sudah pensiun, tapi bagi banyak penikmat film, pesawat ini menjadi penanda hadirnya sebuah film legendaris; Top Gun. Film...
At Perihelion, Earth Reaches Its Closest Point To The Sun
Earth is at its closest to the sun Tuesday (Jan. 4) in its 365.25-day journey. This milestone, called perihelion, coincidentally...
Lulusan Termuda, Gadis Ini Punya Impian Jadi Ahli Roket
Mungkin bisa dibilang gadis ini adalah “Child Prodigy” atau anak ajaib. Betapa tidak, menginjak usia 15 tahun gadis ini telah
Singapore Airlines Unveils First Retail Brands To Sell Unique Products
Fifteen Singapore-based retail brands will be among the first in the world to sell a wide range of unique products...