PT Angkasa Pura II (Persero) bersinergi dengan PT Bukit Asam (Tbk) menandatangi Nota Kesepahaman dalam rangka Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Nota Kesepahaman ditandatangani di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta oleh wakil dari PT Angkasa Pura II (Persero) Director of Engineering and Operation Djoko Murjatmodjo dan PT Bukit Asam (Tbk) oleh Direktur Pengembangan Usaha, Fuad I.Z. Fachroeddin.
Director of Engineering and Operation PT Angkasa Pura II (Persero), Djoko Murjatmodjo menyatakan energi alternatif dan terbarukan diperlukan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) untuk menopang penggunaan listrik PLN yang sangat besar.
“Dengan melihat dampak cost penggunaan listrik yang tinggi, maka apabila ada sumber energi listrik yang lebih murah dibandingkan PLN, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan listrik alternatif dalam mencapai efisiensi operasi bandara. Ke depannya, akan dilanjutkan pembuatan PKS dengan aspek komersial di dalamnya,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam (Tbk), Arviyan Arifin menyebut penandatanganan MoU ini merupakan langkah awal sinergi antara PT Angkasa Pura II dan PT Bukit Asam, semoga segala sesuatunya berjalan dengan lancr hingga perjanjian kerjasama nantinya.
President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan “Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini merupakan langkah korporasi sebagai bentuk partisipasi dalam menjaga lingkungan serta untuk menjadi Eco Friendly Airport dengan menggunakan sumber energi alternative baru dan terbarukan selain fossil fuel.”
Tidak hanya itu, sebagai pilot project dalam implementasi Eco Friendly Airport PT Angkasa Pura II juga menggunakan teknologi dengan sumber energi alternatif seperti penggunaan panel-panel surya untuk lampu penerangan jalan serta nantinya akan menggunakan bus listrik untuk operasional bandara PT Angkasa Pura II (Persero).