Alih Kelola Bandara di Belitung Dipercepat

Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung bakal dikelola PT Angkasa Pura (AP) II. Proses pengambilalihan pengelolaannya dari Ditjen Perhubungan Udara dipercepat dengan target selesai sebelum tahun 2018 ini berakhir. Gerbang udara ke objek wisata Laskar Pelangi yang sudah ditetapkan sebagai bandara internasional pada 25 Januari 2017 ini pun kapasitasnya akan bertambah besar.

“Ini merupakan salah satu strategi yang bagus dalam mengembangkan kinerja dan performa bandara di Indonesia dari waktu ke waktu,” kata M Pramintohadi Sukarno, Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara, dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait rencana Kerjasama Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin di Jakarta, Jumat (21/9/2018).

Pramintohadi melanjutkan, “Saya yakin bahwa alih kelola ini akan diikuti berbagai inovasi, seperti modernisasi bandara, rute-rute penerbangan akan bertambah, implementasi IT serta sistem otomasi pelayanan, sehingga customer satisfaction selalu meningkat.”

Perjanjian antara dua pihak tersebut mengikat selama 25-35 tahun, sehingga kesempatan untuk pengembangan bandara bisa lebih optimal. “Ini adalah kesempatan bagi rekan kita di daerah untuk belajar mengelola bandara agar lebih agresif. Hal ini merupakan tantangan yang positif bagi seluruh pihak,” tutur Pramintohadi.

Presiden Direktur PT AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, “Proses kerja samanya dipercepat dan kepercayaan ini akan menjadi tanggung jawab yang akan kami realisasikan sebaik-baiknya. Kami punya komitmen untuk mendayagunakan aset agar lebih produktif dan efisien.”

Menurut Awaluddin, ada dua kontribusi dalam pendayagunaan aset negara, yaitu kontribusi tetap dan bagi hasil. AP II juga sudah menyiapkan desain revitalisasi atau perluasan terminal baru untuk mengakomodasi pertumbuhan penumpang penerbangan.

gloopic.net

Saat ini kapasitas terminalnya 250.000 penumpang per tahun dengan trafik mendekati lebih dari 800.000 orang. “Paling tidak, idealnya Belitung itu kapasitas terminalnya 2 juta penumpang atau 10 kali lipatnya dari yang ada sekarang,” ucap Awaluddin. Bahkan targetnya adalah bisa menembus angka 3 juta penumpang per tahun.

Fasilitas sisi udaranya juga akan ditambah, seperti perpanjangan lansadas pacu dan pelapisan (overlay) landasan. Di samping itu juga, ada fasilitas pendukung yang akan dikembangkan, seperti area parkir kendaraan yang akan diperluas. Untuk mengembangkan Bandara HAS Hanandjoeddin tersebut dibutuhkan investasi atau capital expenditure (capex) sekitar Rp450miliar.

Pada tahun 2015, bandara ini direnovasi untuk membenahi infrastruktur dengan dana dari Kabupaten Belitung. Pulau Belitung memang termasuk proyek strategis nasional dan salah satu dari 10 destinasi wisata Bali Baru. Renovasi selesai pada 2017. Bandara Internasional H. AS. Hanandjoeddin sudah dapat dilandasi pesawat jenis Boeing 737-800 NG, Boeing 737-900 ER, dan Airbus A320.

Penandatanganan MoU itu merupakan langkah awal untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang di Bangka Belitung agar cepat berkembang. Pemerintah juga akan mendorong pengembangkan beberapa infrastruktur penunjang KEK di sektor pariwisata.

“Mudah-mudahan kami dapat selalu memberikan pelayanan terbaik di seluruh bandara yang telah dan akan kami kelola,” kata Awaluddin.