AirAsia Fokus Kembangkan Rute di Indonesia

Menyusul pembukaan hub baru di Lombok, Nusa Tenggara Barat, AirAsia mulai fokus mengembangan rute penerbangan domestik di Indonesia. Dalam waktu dekat, AirAsia segera membuka rute-rute domestik baru. Langkah ini merupakan salah satu bentuk dukungan AirAsia terhadap program pembangunan ekonomi dan wisata pemerintah Indonesia, juga untuk menyediakan angkutan penerbangan bertarif murah (low fare) bagi konsumennya.

Paling tidak ada lima rute baru yang tengah dipersiapkan. Kelima rute pergi pulang (PP) domestik yaitu Jakarta -Lombok dengan frekuensi 11 kali sepekan, Bali – Lombok tujuh kali sepekan, Yogyakarta Kulon Progo – Lombok tiga kali sepekan, Bali – Labuan Bajo tujuh kali sepekan, dan Surabaya – Kertajati tiga kali sepekan. Kelima rute ini akan mulai beroperasi pada 1 Agustus 2019.

Seiring pembukaan hub baru di Lombok, komitmen AirAsia dalam mengembangkan rute domestiknya ditandai pula dengan program pengembangan armada.

“Tahun ini kami mendatangkan tiga pesawat, dan sedang memesan dua lagi,” kata Bo Lingam, Deputy Group CEO Bidang Bisnis Airline AirAsia, di Kuala Lumpur, 12 Juli 2019. Kelima pesawat A320 yang didatangkan ini akan dioperasikan khusus untuk pengembangan rute penerbangan (terutama membuka rute baru) AirAsia di Indonesia. Kata Lingam, rute baru menjanjikan potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan rute yang sudah dilayani maskapai lain.

Market share meningkat

Di Indonesia, AirAsia hadir sejak awal tahun 2000-an. Pada mulanya, AirAsia beroperasi dengan mengakuisisi AWAIR yang gulung tikar. AirAsia Indonesia mulai mengibarkan benderanya sendiri di Indonesia sejak Desember 2005. Maskapai ini pun berkomitmen sebagai maskapai low fare, seperti induknya yang bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di awal kehadirannya AirAsia Indonesia langsung memperoleh sambutan dari konsumen di Indonesia karena tarif murahnya itu. Walau market share untuk rute domestik Indonesia tahun 2011 masih di kisaran 3 persen, popularitas rute penerbangan internasionalnya cukup tinggi. Waktu itu, setingkat di bawah penerbangan internasional Garuda Indonesia. Sayangnya pada tahun 2014, semenjak tragedi kecelakaan QZ8501 rute Surabaya – Singapura, popularitas AirAsia menurun.

“Setelah 2014, setelah kecelakaan, kami turun sedikit,” kata Bo Lingam. Penurunan ini juga disebabkan adanya beberapa kali bencana alam di Indonesia. “Pertumbuhan kami melambat. Sementara kompetitor tumbuh lebih cepat,” aku Bo, sembari mengungkap kalau AirAsia kini tengah konsentrasi mengembangkan bisnis airlinenya di Indonesia.

Kata Bo, membuka hub baru di Lombok merupakan langkah awal pengembangan. Di Lombok telah ditempatkan satu unit pesawat. Mungkin AirAsia akan menempatkan  hingga  lima unit di Lombok. Dari sana ekspansi rute bisa dilakukan, baik untuk rute domestik maupun internasional.

Sebagai hub keenam AirAsia di Indonesia, Lombok sangat potensial. Dari Lombok, ada penerbangan domestik ke Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar. Untuk rute internasional, ada penerbangan ke Kuala Lumpur di Malaysia dan Perth di Australia. Kota-kota yang dihubungkan ini memiliki potensi wisata tinggi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan bisnis AirAsia di Indonesia.

Audrey Progastama Petriny, Group Head Communication AirAsia, mengatakan, adanya konsentrasi pengembangan bisnis di Indonesia telah membuahkan hasil. Ungkapnya, market share untuk penerbangan domestik di Indonesia telah membaik. Pada kuartal pertama 2019 mencapai 3,2 persen. Meningkat perlahan dari kisaran 2 persen dua tahun lalu. Untuk rute internasionalnya, walau tak menyebut angka, Audrey mengatakan pertumbuhannya lebih tinggi.

Saat ini, AirAsia Indonesia mengoperasikan 25 pesawat Airbus A320, dan akan bertambah 4 unit lagi pada tahun ini. Untuk meningkatkan pangsa pasar rute domestik, AirAsia Group berkomitmen menambah lagi hingga 15 pesawat Airbus A320 untuk airlinenya di Indonesia dalam tiga tahun ke depan.