AD AS Kini Dipersenjatai Howler untuk Basmi Drone Musuh

Angkatan Darat Amerika Serikat (U.S. Army) baru-baru ini mengumumkan keberhasilan sistem perlawanan pesawat nirawak (counter unmanned aerial system) Howler dalam mencapai Kemampuan Operasional Awal (Initial Operational Capability), menyediakan perlindungan penting dari berbagai pesawat nirawak (drones) di tangan militer.

Howler menggabungkan sejumlah fitur, yakni sistem pita frekuensi Ku-band dengan radar simultan untuk berbagai misi buatan Raytheon, serta sistem pesawat nirawak Coyote®.

Susunan radar mutakhir dengan pemindaian elektronis KuRFS mampu menemukan dan melacak segala jenis ancaman UAS. Coyote dapat digunakan dengan KuRFS, memanfaatkan moda pencarian dan hulu ledak canggih untuk menemukan dan menyingkirkan berbagai ancaman UAS.

“Kami mengembangkan dan memasang sistem tersebut di medan tempur hanya dalam tempo 17 bulan,” kata Wakil Presiden Sistem Misi dan Sensor Raytheon, Bryan Rosselli.

“Mendeteksi ancaman pesawat nirawak merupakan langkah awal yang penting dalam struktur perlawanan (kill chain) untuk mengusir UAS. Pelacakan yang cermat dan pemanfaatan kedua sistem yang telah terbukti ini memberikan kemampuan vital bagi AD AS demi mematahkan ancaman yang terus berkembang tersebut.”

Selain memberikan kewaspadaan situasional yang mutakhir, Howler memberikan fleksibilitas tunggal bagi militer sehingga mereka mampu mengubah dengan cepat situasi ancaman multidimensi.

“Setelah melalui berbagai tes, Coyote terbukti menjadi solusi utuh untuk menaklukkan pesawat nirawak di atas medan perang yang kian bertambah banyak,” ujar Wakil Presiden Sistem Perang Darat Raytheon, Sam Deneke.

“Melindungi tentara di lapangan merupakan prioritas utama, dan sistem baru ini benar-benar tampil dengan baik.”