Setelah mengudara selama 62 tahun, maskapai penerbangan Far Eastern Air Transport (FAT) memutuskan untuk menghentikan operasional penerbangannya pada 12 Desember 2019. Maskapai asal Taiwan ini didirikan pada tahun 1957 dengan penerbangan perdana rute domestik. Rata-rata penerbangannya hanya berdurasi 30 menit.
Dilansir dari Forbes, Senin (16/12/2019), situs web maskapai FAT menyebutkan bahwa perusahaan memutuskan menghentikan operasi layanan penerbangan pada Jum’at (13/12/2019) kemarin. Kerugian operasional menjadi sebab penghentian operasional tersebut.
Direktur Utama FAT, Chang Kang-wei pada hari yang sama mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ia telah menemukan sumber investasi baru dan berharap untuk memulai kembali terbang sesegera mungkin.
Meski berharap akan memulai kembali penerbangan dengan segera, analis memperkirakan maskapai tersebut akan mengalami banyak guncangan dan hambatan.
Menurut Direktur JG Aviation Consultants, John Grant, posisi maskapai ini terjebak dalam persaingan pasar. John Grant menyebutkan bahwa FAT gagal masuk ke dalam salah satu dari dua jenis kategori layanan penerbangan, yakni berbiaya hemat (LCC) maupun layanan penuh.
Kata dia, hal tersebut menyebabkan FAT akhirnya dia kalah saing dengan maskapai lain. Maskapai ini hanya memiliki pangsa 10% dari kapasitas penerbangan untuk semua maskapai Taiwan.
“Maskapai seperti Far Eastern terjebak dalam posisi strategis yang tidak berkelanjutan,” tutur John Grant.
“Baik itu maskapai LCC maupun maskapai jaringan layanan penuh, maskapai ini ditantang dari semua sisi dan tidak mampu menguasai posisi pasar yang aman,” paparnya.
Kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya mereka alami. Sebelumnya pada 2008 maskapai tersebut sempat menyatakan bangkrut dan penerbangan berhenti hingga awal 2011. Hal ini dikarenakan pada 2007, Taiwan meluncurkan kereta cepat yang mengurangi permintaan transportasi pesawat.