Dalam lima hari pada 16-20 Juli 2018, Ditjen Perhubungan Udara sebagai otoritas penerbangan sipil nasional melakukan rampcheck pada armada dan awak pesawat terbang yang beroperasi untuk penerbangan haji. Pada kurun waktu tersebut sudah dilakukan 57 kali rampcheck dan ditambah dua kali lagi pada 25 Juli 2018. Dengan demikian, sampai saat ini sudah dilakukan 59 kali rampcheck pada 29 pesawat terbang di 12 embarkasi haji.
“Ada 31 pesawat terbang yang dioperasikan untuk penerbangan haji, 29 di antaranya sudah di-rampcheck dan dua lagi pesawat Saudi Arabian akan dilakukan pemeriksaan. Hari ini dilakukan pemeriksaan pada dua pesawat Garuda Indonesia,” kata Agus Santoso, Dirjen Perhubungan Udara di Terminal 2E sebagai terminal haji di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (25/7/2018).
Menurut Agus, secara umum pesawat yang diperiksa dalam kondisi laik udara. Ada beberapa temuan, tapi kebanyakan tidak berpengaruh pada kelaikudaraan. Temuan yang mempengaruhi kelaikudaraan sudah direaktifikasi sampai laik terbang dan beroperasi kembali.
Siang itu, Agus melaksanakan rampcheck yang pertama pada pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia. Dia didampingi Capt. Tri Nusiogo dari Kantor Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno-Hatta serta Kasubdit Perawatan Direktorat KelaikUdaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kikin Asikin, juga tim inspektur penerbangan. Pesawat berregistrasi PK-GIA ini akan menerbangkan 390 jemaah haji kloter 19 dari DKI Jakarta menuju Madinah.
Bersama tim pengecekan, Agus memeriksa kelaikan pesawat, termasuk awaknya. Dia pun masuk ke kokpit dan berbincang dengan pilot Capt. Anggie Setiawan. “Kami sudah melakukan pengecekan dan pesawat ini laik terbang. Saya berpesan pada pilot Capt. Anggie untuk membawa pesawat dengan hati-hati dan sesuai dengan standar prosedur penerbangan yang berlaku sehingga sampai ke tujuan membawa tamu-tamu Allah swt dengan selamat, aman, dan nyaman,” ujar Agus kepada wartawan.

Agus pun menyambut dan menyalami jemaah haji yang akan terbang. “Bapak-ibu jemaah tidak perlu khawatir karena kami dengan sekuat tenaga menjaga keselamatan penerbangan haji ini. Keselamatan penerbangan Indonesia saat ini sudah berada pada level tertinggi dan diakui oleh dunia internasional,” ucapnya.
Penerbangan haji tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilaksanakan oleh Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines. Garuda menyiapkan armada 13 pesawat, terdiri dari lima Boeing 777-300ER berkapasitas 393 kursi, tiga Boeing 747-400 (455 kursi); empat Airbus A330-300 (360 kursi), dan satu Airbus A330-200 (325 kursi). Sementara Saudia menyiapkan 18 pesawat, yaitu 11 Boeing 777-300 (410 kursi) dan tujuh Boeing 747-400 (450 kursi).
Embarkasi dan debarkasi haji juga masih seperti tahun lalu, ada 12 bandara ditambah dengan lima bandara untuk embarkasi antara. Ke-12 bandara itu berada di Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam, Jakarta, Solo, Surabaya, Lombok, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar. Sementara lima bandara embarkasi antara berada di Jambi, Bengkulu, Lampung, Palangkaraya, dan Gorontalo.
“Kami dan semua stakeholder penerbangan nasional bahu-membahu bekerja sama demi suksesnya penerbangan haji ini,” ujar Agus.