IndoAviation – Hari-hari promo besar-besaran seperti Singles’ Day, Black Friday, Cyber Monday, dan 12.12 menawarkan banyak peluang menarik bagi tukang belanja online untuk mengisi keranjang mereka dengan barang obral yang sayang untuk dilewatkan.
Akamai Technologies, Inc., perusahaan cloud yang mendukung dan melindungi kehidupan online, membagikan profil pembelanja yang lazim ditemui selama periode belanja itu.
Kata Akamai, ada 5 tipe pembelanja yang sering ditemui di internet.
1. SI JAUH-JAUH HARI
Anda tidak mungkin salah mengenali si jauh-jauh hari! Si jauh-jauh hari sudah menyiapkan dan membungkus hadiah mereka berbulan-bulan sebelum liburan tiba. Selalu terdepan dalam merencanakan dan membeli, Si Jauh-jauh hari sering kali menyimpan informasi kartu kredit mereka, login, dan informasi pribadi lainnya di situs belanja.
2. SI MENIT-MENIT TERAKHIR
Berkebalikan dari Si Jauh-jauh Hari, Pembelanja Menit-menit Terakhir sering kali baru ingat ada hari promo 11.11 atau 12.12 beberapa saat sebelum hari berganti. Mereka berhasil berbelanja dengan harga diskon, tetapi selalu di menit-menit terakhir!
3. SI PEMBURU DISKON
Bagi tipe pembeli ini, yang akan menjelajahi berbagai situs untuk mencari diskon besar, harga adalah pertimbangan paling utama dalam membeli sesuatu.
4. SI PEMBELI IMPULSIF
Didorong sepenuhnya oleh emosi, pembeli impulsif sering kali tidak memikirkan produk tertentu saat memesan. Mereka sering merasa harus cepat-cepat membeli barang yang didiskon untuk waktu terbatas karena harganya yang sayang untuk dilewatkan.
5. SI PENUH PERTIMBANGAN
Si penuh pertimbangan membandingkan berbagai aspek produk dan penawaran sebelum membeli. Mereka kerap menginstal berbagai ekstensi browser di browser mereka untuk membuat perbandingan cepat.
Nah kamu termasuk yang mana?
Yang jelas, kata Akamai juga, dari kelima tipe pembeli di atas, semuanya rentan terhadap serangan siber.
Misal. Tipe pembeli kedua. Kemungkinan besar bisa menjadi korban phishing. Biasanya tipe yang pembelanja ini berbelanja sambil terburu-buru. Besar kemungkinan mereka belanja pada menit-menit terakhir program diskon. Umumnya mereka tidak sengaja mengeklik tautan yang tidak dapat dipercaya, lantas tidak sengaja juga menjadi korban penipuan phishing. Bisa saja mereka mengeklik email yang tampaknya dari peritel ternama dengan diskon menggiurkan yang sayang untuk dilewatkan.
Hal ini makin sering ditemui seiring makin meningkatnya risiko marketplace online.
Pada awal tahun lalu, platform penjualan peer-to-peer terpopuler di Singapura merasakan dampaknya saat penyerang yang berpura-pura menjadi pembeli sungguhan mengarahkan korban ke situs web bank palsu yang meminta sang korban memberikan detail perbankan mereka untuk menerima pembayaran. Kejadian ini mengakibatkan sedikitnya 72 orang kehilangan lebih dari 109.000 dollar.