4 Penerbang Sukhoi TNI AU Raih 2.000 Jam Terbang Selama 2008-2020
Selama rentang waktu tahun 2008 hingga saat ini, tercatat empat penerbang pesawat jet tempur Sukhoi Su-27/30 TNI Angkatan Udara (AU) yang telah mencapai 2.000 jam terbang. Demikian hal tersebut diungkapkan Kasubdispenum Dispenau, Kolonel Sus Muhammad Yuris.
Yuris menyebutkan, pilot penempur Sukhoi TNI AU yang baru-baru ini meraih capaian tersebut adalah Mayor Pnb Bambang ‘Stinger‘ Baskoro Adi.
“Letkol Pnb I Gusti Ngurah ‘Raptor‘ Sorga, Letkol Pnb Wanda ‘Russell‘ Surijohansyah, Kolonel Pnb David ‘Greathawk‘ Ali Hamzah, dan Mayor Pnb Bambang ‘Stinger‘ Baskoro Adi,” tutur Yuris dalam siaran pers, Ahad (7/6/2020).
Pencapaian tersebut diraih Adi usai melaksanakan latihan rutin simulasi penyerangan permukaan menggunakan pesawat Su-27 kursi tunggal di area latihan Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis (4/6/2020) lalu.
Disebutkan Yuris, Adi merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2003. Sebelum bertugas di Skadron Udara 11 Wing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Adi pernah berdinas di Skadron Udara 15 dan 14 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi di Magetan, Jawa Timur.
Baca Juga:
Sepotong Kisah Bronco-Bronco TNI AU Tertembak Musuh dalam Misi
Purnawirawan TNI AU: Jangan Terlalu Berharap dengan Su-35
Adi menyelesaikan pendidikan instruktur penerbang di Australia tahun 2012 dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara di Alabama, Amerika Serikat pada tahun 2018.
Sejumlah penugasan operasi udara telah dilaksanakan perwira TNI AU dari Bogor, Jawa Barat ini. Meliputi operasi pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), pengamanan pulau terluar, pengamanan Ambalat, dan operasi pertahanan udara aktif.
“Atas kontribusi dan jasanya kepada negara dan bangsa, Stinger dianugerahi berbagai penghargaan satya lencana, seperti Satya Lencana (SL) Kesetiaan, SL Dharma Nusa, SL Wira Dharma, dan SL Dwidya Sistha,” urai Yuris.
Yuris mengatakan, kepiawaiannya bermanuver dengan pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia yang sangat andal dan memiliki naluri tempur yang militan menjadikannya menyandang julukan (callsign) Stinger atau lebah penyengat yang berbahaya.
Related Post
More Stories
ASDP Prediksi Raih Laba Rp541Miliar Tahun 2022
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimis dapat mempertahankan kinerja keuangan positif perusahaan hingga akhir tahun 2022. Setelah berhasil mengantongi laba...
KNKT: Pelayaran Kapal Ikan Harus Segera Dibenahi, Cegah Kebakaran Kapal di Pelabuhan Perikanan
Ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia pada kurun waktu 2018-2021. Demikian yang tercatat di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)....
Garuda Mulai Mengembalikan Pesawat Bombardier CRJ-1000
Secara bertahap, Garuda Indonesia mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, yang pernah dioperasikannya sejak tahun 2013. Hal ini merupakan bagian dari...
NC212i PTDI Terbang Ferry, Dipesan Thailand untuk Jadi Pesawat Rainmaking
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu NC212i, yang dipesan Thailand untuk dioperasikan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA)....
AirNav Optimalkan Potensi Anak Muda Milenial sebagai Unggulan Pemberdayaan SDM
AirNav Indonesia memiliki mayoritas sumber daya manusia (SDM) berusia milenial. Agar potensi anak muda yang luar biasa ini lebih terekspos...
Usung New Smart Metropolis IKN, Menkominfo Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menjajaki penerapan teknologi Qualcomm, baik untuk smart new capital city di ibu...