Ratusan pilot pemula (ab initio) yang masih belum bekerja di maskapai penerbangan mendapat dukungan dari Kementerian Perhubungan. Mereka diberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya, sekaligus penyegaran dalam “Upgrading Training Aeronautical Knowledge” yang diselenggarakan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Ditjen Perhubungan Udara di Jakarta pada 24-25 Januari 2018. Kurang lebih 350 pilot ab initio lulusan dari beberapa sekolah penerbang melakukan registrasi untuk mengikutinya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, kegiatan tersebut merupakan inisiasi untuk menyelesaikan masalah penyerapan pilot ab initio oleh maskapai penerbangan Indonesia. “Ada missing link antara keinginan para pilot dan maskapai penerbangan dengan sekolah pilot. Kami prihatin dengan hal tersebut. Namun Kementerian Perhubungan tidak akan tinggal diam. Kami akan mengajak semua pihak untuk melakukan self correction. Memperbaiki dan menyambung missing link tersebut untuk menyelesaikan masalah pada masa depan,” ujarnya.
Menurut Menhub, untuk melakukan semua hal tersebut, salah satu rangkaian dari proses perbaikan adalah melalui proses dan pembekalan. “Mari kita melangkah ke depan dengan self corrective action dalam satu pemikiran yang sama. Mungkin di sini ada satu pihak yang sakit,” ucapnya pada pembukaan kegiatan tersebut di Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Pada kegiatan tersebut, diundang pula para direktur maskapai penerbangan dan kepala sekolah penerbang. Kepada direktur maskapai penerbangan, Menhub meminta agar berperan aktif dan berkontribusi dalam penyerapan pilot ab initio sebagai sumber daya manusia yang berkompetensi. Menhub pun berharap agar semua pilot ab initio yang mengikuti upgrading training itu mempersiapkan diri untuk mengikuti proses seleksi di maskapai penerbangan dengan penuh keyakinan.
“Kepada maskapai penerbangan, saya minta untuk menerima para pilot ab initio. Paling tidak mereka magang dulu dalam kurun waktu enam bulan atau satu tahun untuk mendapat kesempatan menjadi kopilot. Ini dapat menjadi bagian dari proses rekrutmen yang baik,” ujar Menhub.
Kepada sekolah penerbang, Menhub meminta untuk senantiasa mematuhi ketentuan regulasi yang berlaku. Di samping itu juga dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikannya, seperti instruktur, silabus, fasilitas pelatihan, yang didukung oleh kualitas manajemen yang baik. Dengan demikian, sekolah pilot tersebut dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan standar maskapai penerbangan dalam negeri dan asing.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, penyelenggaraan upgrading training itu sebagai tindak lanjut program optimalisasi penyerapan pilot ab initio yang sebelumnya dilakukan November 2017. Pengumuman dan registrasinya melalui pendaftaran portal online di www.learning.dkppu.id, termasuk untuk berbagi materi dan questionnaires bank yang bisa diakses oleh para ab initio.
Menurut Agus, materi yang diajarkan pada upgrading training itu mencakup delapan subjek pelajaran berdasarkan standar ICAO Annex 1 dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 61. Kedelapan subjek tersebut adalah airlaw; aircraft general knowledge; flight performance, planning loading; meteorologi; navigasi; operational procedures, human performance, dan principle of flight.
“Kami mengundang narasumber yang berkualifikasi dan berpengalaman sebagai instruktur dari beberapa maskapai penerbangan dan training center, seperti dari Garuda Indonesia Training Center, NAM Training Center, Genesa Training Center,” ungkap Agus.
Sebelum diberi pengajaran, para pilot pemula itu dites awal untuk mengukur pemahamannya sebagai pilot. Kemudian dibeli pelajaran dengan metode pengajaran berupa pendalaman lecturing. Setelah itu dilakukan tes akhir untuk melihat pemahaman mereka setelah pembelajaran. Dilakukan juga preparation on psycho test karena mereka terindikasi mengalami kegagalan pada fase psikotes.
“Saya berharap pelaksanaan upgrading training ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh para pilot ab initio untuk meningkatkan dan refreshing knowledge, sehingga kompetensi mereka sesuai dengan standar internasional,” ucap Agus.